Sunday, August 28, 2011

Perilaku Ibadah menurut Islam

Perilaku Ibadah menurut Islam

Hal 'Baik' Yang Merusak Kesempurnaan Shalat Jumat

Hal yang 'baik' yang bisa merusak kesempurnaan dari pelaksanaan suatu shalat Jumat kita, karena ketidaktahuan akan rukun sempurnanya shalat Jumat seseorang; yaitu:
  • shalat sunnah saat khatib telah mulai khutbah
  • mengedarkan kenclengan infak untuk mesjid
  • menyalami orang di sebelah, setelah shalat sunnah saat khatib sedang berkhutbah
Sempurna seseorang menjalankan ibadah shalat Jumat adalah apabila orang tersebut datang sebelum adzan shalat Jumat berkumandang, sebelum atau saat khatib baru mengucapkan salam pembuka.
Saat naik mimbar khatib memulai khutbah, maka ibadah shalat Jumat sudah dimulai, semestinya sudah tidak boleh lagi ada kegiatan yang dilakukan oleh jemaah, selain mendengarkan khutbah Jumat. Kegiatan yang dilakukan saat shalat Jumat dilakukan akan menghilangkan pahala shalat Jumat, kita hanya akan mendapatkan pengguguran kewajiban atas shalat Jumat.


Shalat Jumat memiliki rangkaian shalat yang dimulai dari khatib naik mimbar sampai selesai shalat Jumat dilakukan. Banyak yang belum memahami esensi dan rukun shalat Jumat ini, sehingga banyak yang masih abai akan kewajiban untuk segera hadir sebelum khatib naik ke atas mimbar. Masih banyak yang menganggap, bahwa shalat Jumat adalah shalat yang jumlahnya 2 rakaat, tidak termasuk mendengarkan khutbahnya; sehingga merasa bahwa shalat Jumatnya sah dan sempurna, walaupun datang terlambat, datang sebelum iqamah dikumandangkan.


Banyak orang akan merasa tidak afdol jika datang ke mesjid tidak melakukan shalat sunnah tahiyatul masjid, karena shalat sunnah tahiyatul masjid sangat dianjurkan. Tetapi jika kita datang terlambat, karena sesuatu hal yang memang tidak bisa kita hindari; apakah kita tetap akan melakukan shalat sunnah? Mendengarkan khutbah lebih wajib, karena merupakan rukun dari pelaksanaan shalat Jumat secara keseluruhan.


Yang paling sulit bagi kita untuk mendapatkan kesempurnaan pelaksanaan shalat Jumat, apabila pengurus mesjid atau jamaah melakukan proses pengelilingan pengisian kencleng sebelum shalat Jumat dilakukan. Kebanyakan atau hampir semua mesjid di Indonesia abai akan hal ini, proses pengelilingan kencleng dilakukan saat khutbah mulai dilakukan; yang mengakibatkan jamaah harus melakukan proses mengelilingkan kencleng secara bergilir, merogoh kantung untuk mengambil uang dan memasukkan ke dalam kencleng. Akibatnya adalah dilakukan kegiatan di luar rukun, tidak mendengarkan khutbah.


Beberapa mesjid di Jakarta, yang penulis tahu, melakukan proses pengelilingan pengisian kencleng yang dilakukan sebelum khatib naik mimbar, sehingga saat shalat Jumat dilakukan, semua kegiatan di luar rukun shalat Jumat tidak ada lagi.  


Beberapa orang, banyak yang secara reflek akan menyalami orang di kiri-kanan, bahkan depan dan belakangnya, setelah orang tersebut melakukan shalat sunnah. Akan tetapi, jika bersalaman dilakukan saat khutbah Jumat sedang berjalan, akan mengganggu orang yang sedang menyimak khutbah, sedang melaksanakan rukun dari shalat Jumat. "Membuat rusak kesempurnaan shalat Jumat orang yang datang dengan tidak terlambat!".  Kita sulit untuk tidak melayani permintaan bersalaman, karena yang bersangkutan melakukan colekan kepada kita.


Mari kita sempurnakan shalat Jumat kita, tanpa melakukan hal yang sia-sia; yang dapat merusak kesempurnaan shalat Jumat kita.



Ibadah Haji

Haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan sekali seumur hidup, jika mampu baik fisik, keilmuan, dan keuangannya; merupakan rukun Islam yang kelima dari 5 rukun Islam.

Ibadah haji ini dilaksanakan setahun sekali pada bulan Dzulhijjah oleh umat Islam sedunia dan dilakukan secara terpusat di Kota Mekkah.

Ibadah haji dilakukan selama 3hari, yaitu:
  • tanggal 8 Dzulhijjah, melaksanakan haji bermalam di Mina, 
  • tanggal 9 Dzulhijjah, melaksanakan wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah
  • tanggal 10 Dzulhijjah, melakukan lempar jumrah, simbolisasi melempar setan dengan batu.
Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia yang telah sampai di Mekkah umumnya melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram.

Setelah selesai, sebelum pulang, jamaah haji melakukan thawaf Wada', thawaf perpisahan.

Umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, pada tanggal 10 Dzulhijjah melakukan ibadah kurban. Di Indonesia dikenal sebagai Hari Raya Idul Adha (Hari Raya Kurban).


Puasa Bulan Ramadhan

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa” (QS. Al-Baqarah:183).

"(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui " (QS. Al-Baqarah:184)

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah:185)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah:186)

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma`af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. (QS. Al-Baqarah:187)

Berpuasa diwajibkan kepada umat Islam yang telah mencapai baligh, berakal sehat, dan mampu melaksanakannya pada bulan Ramadhan selama sebulan penuh.

Berpuasa adalah ibadah yang dijalankan dengan menahan diri dari lapar, haus, dan nafsu seks; yaitu dengan tidak makan, tidak minum dan tidak bersenggama dimulai sejak waktu Shubuh sampai dengan Maghrib dengan niat ikhlas karena Allah Ta'ala.  Di dalam ritual ibadah puasa memiliki efek penyucian dan pembersihan jiwa, juga untuk menjernihkannya dari pikiran-pikiran yang buruk dan akhlak yang rendah.

Rukun Ibadah Puasa
  • niat yang baik.
Hendaklah orang yang berpuasa berniat untuk meraih takwa, mendapatkan ridha Allah SWT, serta mencari pahala dan balasan yang dijanjikan atas orang yang berpuasa.

  • bersahur walaupun hanya minum seteguk air.
Nabi SAW menganjurkan bersahur, bahkan Rasulullah SAW memerintahkan sahur melalui sabdanya, 
"Bersahurlah walaupun hanya meminum seteguk air." (HR Ibnu Hibban).
Sahur bertujuan agar seseorang lebih kuat dalam berpuasa, lebih banyak berkahnya, serta meneladani perbuatan Nabi SAW.

Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW bersabda:
·         "Perbedaan antara puasa kami dengan puasa Ahlul Kitab adalah makan sahur." (HR Muslim).
·         "Bersahurlah karena pada makan sahur terdapat berkah." (HR Bukhari dan Muslim)
·         "Sebaik-baiknya makanan sahur orang Mukmin adalah kurma." (HR Abu Daud)
  • mengakhirkan makan sahur.
Mengakhirkan makan sahur termasuk sunah Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW telah menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan makan sahur. Rasulullah bersabda, "Bersegeralah berbuka dan akhirkanlah makan sahur." (HR Ibnu 'Adiy).

Diriwayatkan dari Zaid bi Tsabit RA, ia berkata, "Kami pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami bangkit untuk mengerjakan shalat. Anas berkata kepadanya: "Berapa jarak waktu antara keduanya?" Ia berkata: "Jaraknya sekitar bacaan lima puluh ayat." (HR Bukhari dan Muslim).
  • selain menahan lapar, haus, dan nafsu syahwat; hendaknya seorang muslim juga untuk:
    • menjaga anggota tubuh ketika berpuasa
      "Apabila seseorang menjaga anggota tubuhnya: mata, tangan, lisan, telinga, kemaluan, dan kaki dari apa-apa yang diharamkan Allah selama berpuasa, maka ia akan terbiasa melakukan hal tersebut, sehingga menjadi kebiasaan,"
      Orang yang berpuasa hendaknya menahan pandangan dari apa-apa yang diharamkan Allah SWT, serta menjaga lisannya dari menggunjing dan mengadu domba. 
    • sabar dan tak berbuat jahat
      Janganlah seseorang membalas perbuatan jahat dengan yang semisalnya. Janganlah membalas orang yang mencacinya, tetapi hendaklah tabah, sabar dan menahan diri ketika marah. Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia berbuat keji dan jahat. Jika ada orang mencaci atau mengganggunya, hendaklah ia berkata; 'Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa'." (HR Bukhari-Muslim).
    • memperbanyak amal kebaikan
      Saat berpuasa, dianjurkan bagi seorang Muslim untuk mengisi waktunya dengan berzikir dan berdoa, memohon ampun, membaca Alquran, memperbanyak sedekah, menyediakan makanan berbuka semata-mata untuk mencari balasan pahala, menyambung tali silaturahim, melakukan kebaikan-kebaikan dan amal-amal yang lainnya.
  • Menyegerakan berbuka.
Menyegerakan berbuka termasuk sunah Nabi SAW. Rasulullah SAW bersabda, " Segerakanlah berbuka ... ". Dalam hadis lainnya, Nabi SAW bersabda, "Manusia tetap berada di dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari). Selain itu, saat berbuka disunahkan memakan kurma agar lebih meringankan pencernaan dan memberikan lebih banyak manfaat.


Allah memberikan keringanan untuk tidak menjalankan puasa; akan tetapi keringanan tidak menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini memiliki konsekuensi untuk diganti pelaksanaannya dengan:

     * mengganti pada hari yang lain di luar bulan puasa
     * mengganti dengan membayar fidyah

Keringanan untuk mengganti puasa yang tidak dijalani pada bulan Ramadhan sejumlah hari yang ditinggalkannya, hanya dapat dilakukan jika orang tersebut meninggalkan puasa karena sakit atau karena dalam perjalanan yang berat. Penggantian dengan fidyah hanya dapat dilakukan oleh wanita yang sedang hamil atau sedang menyusui dan orang yang sakit sehingga sudah tidak mampu lagi untuk melakukan puasa,

Penggantian pelaksanaan puasa yang di luar bulan Ramadhan harus dilakukan pada hari di luar hari Tasyriq, yaitu hari pada tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri), 10,11,12 ,13 Dzulhijjah (kita mengenalnya sebagai hari raya Idul Adha atau hari raya qurban)..


Jangan Lupa Baca Alhamdulillah Setelah Bersin 

Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk memanjatkan doa setelah kita bersin atau berbangkis. Jika kita mendengar ada orang yang bersin, kemudian mengucapkan hamdalah, maka kita memberikan doa kepada orang tersebut; orang yang bersin jika mendengar ada yang mendoakannya, maka akan membalas doa juga; seperti yang diajarkan Rasulullah.
Secara tidak langsung, kaum muslimin diperintahkan untuk saling mendoakan, saat ada seorang muslim yang mengucapkan hamdalah setelah bersin.
Banyak orang yang menganggap remeh saat bersin atau berbangkis; tidak membaca hamdalah. Kita perlu membiasakan untuk mulai membaca hamdalah dan membalas doa jika ada yang mendoakan setelah kita membaca hamdalah.
Berikut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari RA :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT menyukai bersin dan membenci menguap. Jika salah seoarang dari kalian bersin, maka hendaklah ia menucapkan 'Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah SWT)'. Bagi kaum muslimin yang mendengar pujian tersebut hendaknya mengatakan 'Yarhamukallah (Semoga Allah SWT memberimu rahmat)', sedangkan menguap merupakan pekerjaan setan. Jika salah seorang dari kalian hendak menguap, maka sebisa mungkin hendaklah ia tahan. Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian menguap, maka setan akan mentertawakannya."
Masih dalam riwayat Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan 'Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)' dan saudaranya atau orang yang bersamanya mengatakan kepadanya 'Yarhamukallah (Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu)'. Jika salah seorang mengucapkan 'Yarhamukallah', maka orang yang bersin tersebut hendaklah menjawab 'Yahdiikumullah wayushlih baalakum (Semoga Allah SWT memberikanmu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu)."
Berikut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim RA:
Abu Musa Al Asy'ari RA mendengar Rasululah SAW bersabda : "Jika salah seorang dari kalian bersin, maka hendaklah ia membaca 'Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)', dan hendaklah kalian bertasymit (mengucapkan yarhamukallah). Jika yang bersin tidak mengucapkan pujian kepada Allah, maka janganlah kalian bertasymit." (HR Muslim)
Jadi, setiap muslim, setelah bersin atau berbangkis, disarankan untuk mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi Allah).
Seorang muslim lainnya, yang mendengar muslim yang mengucap hamdalah setelah bersin atau berbangkis, wajib untuk memberikan doa sebagai berikut yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu).
Muslim yang bersin, setelah mendengar doa dari muslim lainnya, membalas dengan doa  yahdikumullah (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu) atau  yahdikumullahu wayushlihu baalakum (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu).

Fakta tentang bersin
  • Bersin merupakan respon tubuh kita yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri atau kelebihan cairan yang masuk. 
  • Bersin akan memejamkan mata secara otomatis, karena syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu sebenarnya saling bertautan. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung.
  • Bersin akan menghentikan kerja jantung kita, berhenti satu milisecond.
  • Bersin memiliki tekanan yang terlalu keras dapat mematahkan tulang iga, memutuskan pembuluh darah di kepala atau leher dan mengakibatkan kematian. Jadi hati-hatilah!
  • Jika ada yang bersin sampe lebih dari 5 atau 6 kali dalam sekali bersin, coba periksakan ke dokter.. mungkin mengidap alergi atau gejala sinusitis

Mati Secara Syahid atau Khusnul Khatimah

Mati secara syahid merupakan salah satu cara untuk bisa mendapatkan jaminan masuk ke dalam surga. Mati dengan akhir yang baik (khusnul khatimah). Mati syahid menjadi cita-cita bagi kita semua, karena jaminan untuk mendapatkan surga.

Untuk syahid tidaklah harus gugur berperang di jalan Allah (jihad fi sabilillah), karena tidak semua perang merupakan perang fi sabilillah, ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi perang jihad fi sabilillah.
Seseorang dapat menjadi syahid, jika mati karena:
  • terkena wabah penyakit
  • sakit perut
  • tenggelam
  • tertimpa reruntuhan
  • gugur dalam perang jihad fi sabilillah
  • terbunuh karena membela hartanya
  • terbunuh karena membela keluarganya
  • terbunuh karena membela agamanya
  • terbunuh karena membela darahnya
  • meninggal karena hamil atau melahirkan (khusus untuk wanita)
Berikut adalah hadits-hadits yang menjelaskan tentang kematian yang bisa menjadikan mati secara syahid:
  1. Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya, bahwasanya beliau SAW, bersabda:   “Siapakah orang yang syahid menurut kalian?” Para sahabat menjawab,”Orang yang terbunuh di jalan Allah, maka ia syahid.” Rasulullah SAW bersabda, ”Kalau begitu, orang yang mati syahid dari umatku sedikit,” mereka bertanya,”Kalau begitu, siapa wahai Rasulullah?” Beliau SAW menjawab, ”Orang yang terbunuh di jalan Allah, ia syahid. Orang yang mati dijalan Allah, maka ia syahid, Orang yang mati karena sakit tha’un (wabah), maka ia syahid. Barangsiapa yang mati karena sakit perut, maka ia syahid. Dan orang yang mati tenggelam adalah syahid,
  2. Mati karena tertimpa reruntuhan. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Nabi SAW beliau SAW bersabda, Maksud Hadist: “Orang yang mati syahid ada lima, yaitu: Orang yang mati terkena penyakit tha’un, sakit perut, orang tenggelam, orang yang terkena reruntuhan dan orang yang shahid di jalan Allah.”  
  3. Diantara Hadist yang menjelaskan jenis kematian syahid yang lain yaitu: hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan Annasaa’i, bahawa Nabi SAW bersabda, Maksud Hadist: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela keluarganya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh karena membela agamanya, maka ia syahid. Dan barangsiapa yang terbunuh karena membela darahnya, maka ia syahid”.   
  4. Tanda mati husnul khatimah, khusus bagi wanita, ialah meninggal saat nifas, ataupun meninggal saat sedang hamil. Telah diriwayatkan sebuah Hadits shahih dari Imam Ahmad, dengan sanad Ubadah bin Ash Shamit ra, bahwa Nabi Muhammad SAW menyebutkan beberapa syuhada’, diantaranya, Maksud Hadist: “…Dan wanita yang dibunuh anaknya (kerana melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak itu akan menariknya dengan tali pusatnya ke Surga(syahid akhirat)”.
  5. Meninggal karena terbakar dan radang selaput dada. Rasulullah SAW pernah menyebutkan macam-macam orang yang mati syahid, termasuk orang yang mati terbakar. Demikian pula orang yang meninggal lantaran menderita radang selaput dada, yaitu bengkak yang meradang, nampak pada selaput yang ada di bagian dalam tulang-tulang rusuk. Adapun haditsnya diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya. 
  6. Meninggal kerana sedang bertugas (menjaga wilayah perbatasan) di jalan Allah Ta’ala. Berdasarkan hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadist: “Berjaga-jaga sehari-semalam (di daerah perbatasan) lebih baik daripada puasa beserta shalat malamnya selama satu bulan. Seandainya ia meninggal, maka pahala amalnya yang telah ia perbuat akan terus mengalir, dan akan diberikan rezeki baginya, dan ia terjaga dari fitnah”.   
  7. Wafat dalam keadaan melakukan amal sholeh. Nabi SAW, bersabda, Maksud Hadist: “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illallah karena Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surga.



Shadaqta wa Barakta

Dua kata yang sangat susah untuk bisa diucapkan saat Shubuh menjelang, membalas seruan muadzin, yang disebabkan karena masih seringnya kita dikalahkan oleh setan, susah untuk segera bangkit untuk segera shalat Shubuh, apalagi harus bergegas ke mesjid untuk berjamaah. Setannya adalah diri kita sendiri.

Ash-shalatu khairun minannaum. Shalat itu lebih baik dari pada tidur, seruan saat adzan berkumandang, memanggil kita untuk segera bangkit dari tidur, dan bergegas untuk ke mesjid, shalat Shubuh berjamaah.

Shadaqta, kamu benar; wa barakta, dan kamu baik; kita mengucapkan saat setelah mendengar kumandang adzan Ash-shalatu khairun minannaum selesai dilantunkan. Kita mengucapkannya untuk membalas seruan muadzin.

Wajib menuju mesjid, berjamaah shalat Shubuh; merupakan salah satu waktu shalat yang oleh Rasul sangat dipesankan untuk selalu berjamaah, bersama dengan Isya. Kedua shalat tersebut merupakan shalat yang sangat memungkin untuk setiap muslim untuk bisa melakukannya secara berjamaah; karena hampir bisa dipastikan setiap muslim berada di rumah.

Saat Isya tiba, semua muslim sudah pulang dari kerja. Saat Shubuh tiba, hampir semua muslim masih ada di rumah, sebagian sudah bangun, dan sebagian mungkin masih tidur. Saat ada kumandang adzan, seharusnya semua bisa bergegas untuk berjamaah ke mesjid. 

Kumandang Ash-shalatu khairun minannaum ini, saat jaman Rasul dikumandangan sekira 30 menit sebelum waktu Shubuh; sehingga saat adzan Subuh yang sebenarnya, lafal adzan sama seperti adzan untuk waktu shalat wajib lainnya. Akan tetapi kini adzan sebelum Shubuh sangat jarang dikumandangkan, sehingga kumandang Ash-shalatu khairun minannaum dilakukan saat adzan Shubuhnya. 


Salah Kaprah Menulis Assalamu'alaykum

Penulisan kata atau kalimat yang dilatinkan dari bahasa Arab, belum atau sulit sekali untuk dibakukan. Tetapi ada beberapa hal yang jelas terlihat dan menjadi salah kaprah adalah menuliskan huruf ya yang dimatikan dengan menjadikan huruf i, seperti pada kata assalamu'alaykum dituliskan dengan assalamu'alaikum.
Penulisan yang dilatinkan harusnya bisa dikembalikan lagi dengan sedikit kesalahan, karena memang belum ada pembakuannya. Jika kita belum mengetahui asli dari kata assalamu'alaykum, maka jika kita kembalikan dari assalamu'alaikum, maka i pada kata 'alaikum belum tentu bisa menjadi ya, tetapi menjadi alif atau hamzah.

Penyingkatan

Selain menuliskan latin di atas, terkadang kita juga mendapatkan penyingkatan kata, assalamu'alaykum dengan menggunakan as atau ass saja; demi menghemat jumlah huruf dalam SMS dan waktu untuk menuliskannya. 
Jika kita berprasangka baik, maka kita akan menganggap sebagai assalamu'alaykum. Tetapi bagaimana jika memang niatnya adalah menuliskan assamu'alaykum? Maka jelas-jelas itu bukan salam, tetapi berarti 'kehancuran bagimu'.
Sebagai muslim, maka berhati-hati dengan sedikti rajin untuk menulis setidaknya assalamu'alaykum saja, maka sudah sangt baik; agar tidak menjadi pertanyaan bagi yang menerima 'salam' yang kita berikan. 


Perhatian Penggunaan Sajadah Pribadi Di Mesjid

Membawa sajadah sendiri saat shalat berjamaah di mesjid, umum dilakukan, karena banyak mesjid yang tidak memiliki sajadah yang layak untuk dipakai shalat berjamaah.
Tetapi untuk beberapa mesjid yang sudah baik fasilitas dan layanannya, membawa sajadah sendiri menjadi masalah, karena banyak jamaah langsung menggelar sajadahnya di atas sajadah atau karpet mesjid yang sudah bagus. Masalahnya adalah apakah sajadah yang dibawa tersebut lebih bersih daripada sajadah atau karpet yang ada di mesjid tersebut atau tidak.
Tulisan ini sekedar untuk memberitahu kepada jamaah yang membawa sajadah sendiri, agar meyakinkan bahwa sajadahnya lebih bersih dari sajadah yang ada di mesjid; karena jika tidak, maka akan membuat kotor sajadah atau karpet mesjid.


Desain Ulang Ukuran Sajadah

Sajadah merupakan alas untuk sholat yang digunakan oleh hampir setiap muslim untuk sholat. Tetapi jarang yang memperhatikan tentang ukuran dari sajadah yang harus dibeli.
Desain dan bahan sajadah lebih banyak menjadi pertimbangan pada saat membeli, bukan pada ukuran dari sajadahnya. Padahal ukuran sajadah akan menentukan kesempurnaan dari gerakan shalat yang kita lakukan.
Ukuran panjang sajadah, sebaiknya dipilih yang ukurannya lebih panjang, karena pada saat sujud, maka harus ada ruang di bawah perut, yang memungkinkan anak kambing untuk lewat. Jika terlalu pendek, maka pada saat kita sujud, maka tidak akan ada ruang di bawah perut.
Lebar sajadah tidak menjadi masalah, jika kita shalat sendiri (munfarid); tetapi jika digunakan untuk berjamaah, maka akan menjadi masalah. Mengapa? Karena barisan jamaah shalat menjadi renggang-renggang; padahal kerapatan barisan merupakan salah satu kesempurnaan dari shalat berjamaah. Jadi, ukuran sajadah yang digunakan atau dibawa, sebaiknya sesuai dengan ukuran lebar badan dari setiap jamaah.Lebar sajadah, secara teori akan sama dengan lebar bahu dari setiap orang.
Ukuran panjang dan lebar sajadah akan menjadi lebih diabaikan oleh jamaah sholat berjamaah, apabila para jamaah tidak memiliki bekal untuk membentuk barisan yang lurus dan rapat saat shalat berjamaah.
Pada mesjid dan mushala yang menyediakan sajadah, apalagi menggunakan sajadah yang terpisah-pisah. Kesempuranaan barisan saat shalat berjamaah akan semakin terabaikan; jika imam dan jamaah tidak saling mengingatkan akan kerapian dan kerapatan barisan.
Melalui tulisan ini, semoga imam dan jamaah dapat saling merapikan dan merapatkan barisan saat shalat berjamaah, tanpa harus melihat dan memaksakan diri untuk menempati sajadahnya sendiri.

Sumber : http://www.24hours7days.biz/

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Anda telah silaturakhim keblog ini dengan misi didaktik metodik pembelajaran di SMK, sehingga setiap saat dapat berubah sesuai kompetensi Pembelajaran. Silahkan berikan komentar yang sangat berharga demi kemajuan blog ini. Sehubungan dengan hak cipta apabila ada konten Anda disini dengan rendah hati saya mohon ijin memuatnya dan jika tidak berkenan mohon konfirmasinya, Mari berbagi untuk info yang manfaat dan belajar sepanjang hayat, salam sukses buat Anda dan keluarga!!! Klik gambar emoticon berikut jika Anda ingin menggunakannya.



Tahukah Anda bagaimana menjadi marketter yang bijak,hebat dan tepat?
daftarkan segera hari ini silahkan klik img bergoyang dibawah!!!

Formula Bisnis ClickBank
Marilah Tukar Link Untuk Meningkatkan Performance Blog/Web dengan membuka tombol berikut untuk melihat link Anda yang "Sukses!!!" :

Tukar Link Untuk Meningkatkan Performance Blog/Web

Mari kita tukar link secara otomatis untuk meningkatkan rank kita bersama.
Terima kasih atas kebersamaannya untuk menjalin kesetiakawanan,seia dan sekata kita.
Masuklah Anda ke Contact Formuntuk tukar link atau
untuk cek link-bunner sahabat di Link Partner atau kesini saja Kapten untuk silaturahmi bersama teman lainnya.
Adapun link saya seperti berikut ini:
<a href="http://s-surya62.blogspot.com"title="Free blog tutorials on toko information HTML and CSS"target="_blank">Info Toko Surya62</a>



Join Wazzub Now

Silahkan masukkan kode HTML(bebas)jangan lebih dari 50 baris,kemudian klik"convert",
maka akan didapat kode HTML yang siap di posting dan selanjutnya Anda hanya mencopy hasilnya.
Editlah pada program notepad atau wordpad terlebih dahulu ya...

bisnis syariah

Apabila anda ingin menkonvert lengkap encoding dan decoding online
silahkan kunjungi situs Encode/Decode HTML Entities kesini
Salam Pershabatan Selalu dari saya di Info Toko Surya62

MARI MAJU BERSAMA MEMBANGUN BANGSA DENGAN AKHLAQUL KARIMAH
Online Job for All. Work from home computer.