Sahabat Blogger yang dirahmati Allah swt, nuansa pendidikan di indonesia semakin dinamis dan kompleks siring dengan perkembangan globlisasi yang merambahnya hingga masuk ke sekolah. Dekadensi moral menjadi titik utama yang harus diperhatikan dimana masyarakat apriori terhadap perkembangan akhlaq outra-putrinya. Teknologi informasi yang menjadi jembatan globalisasi sangat cepat sehingga sulit untuk mengontrol pasang surutnya situasi kondisi.
Guru sekarang benar-benar seperti kata pepatah menjadi seperti ini (Guru kencing berdiri - Murid kencing berlari+ sama sama susahnya. Dilematis ini harus dapat dipecahkan atau dicarikan solusinya agar kemerosotan akhlaq dapat ditolerir atau dapat ditekan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi Guru-nya gila muridnya-nya gendeng. Mungkinkah terjadi hal seperti itu ? sangat mungkin sebagaimana pepatah tersebut.
Untuk itu pmbelajaran harus menekankan pada karakter baik karakter sosial, susila maupun agama yang dapat dikemas dalam pengajaran dan menjadi visi - misi pembelajaran yang dimiliki seorang guru kecuali kompetensi didaktik metodik yang wajib dikuasai seorang guru serta kompetensi lainnya yang menjadi jiwa seorang guru yaitu menjadi yang bisa digugu dan ditiru (kata orang Jawa).
Seiring dengan hal tersebut John Milthon Gregory menulis dalam bukunya yang terkenal tentang Tujuh Hukum Mengajar, dapat kita jadikan panutan untuk mengarahkan cara berifikir filosofi para guru.
- Persiapkan bahan pelajaran dengan mempelajarinya berulang-ulang. Jangan mengandalkan bahwa kita sudah pernah mempelajarinya karena apa yang kita ketahui dahulu pasti sebagian sudah terhapus dari ingatan kita.
- Carilah urutan yang logis dari tiap bagian dalam pelajaran yang dipersiapkan tersebut. Setiap pelajaran selalu berangkat dari pengertian-pengertian dasar yang sederhana baru ke tingkat pengertian yang tinggi. Pelajari urut-urutan yang logis dari pelajaran yang dipersiapkan tersebut sampai terwujud suatu pengertian yang dapat saudara uraikan dengan kata-kata sendiri.
- Carilah analogi atau ilustrasi untuk mempermudah penjelasan fakta-fakta dan prinsip-prinsip yang sulit dimengerti oleh siswa. Khususnya prinsip-prinsip abstrak.
- Carilah hubungan antara apa yang diajarkan dan kehidupan sehari-hari siswa. Hubungan-hubungan inilah yang akan menentukan nilai praktis penerapan dari pelajaran itu.
- Gunakan sebanyak mungkin sumber referensi berupa buku-buku atau bahan-bahan yang sesuai, tetapi pahami dahulu sebaik-baiknya sebelum menyampaikan kepada siswa.
- Harap diingat bahwa lebih baik mengerti sedikit, tetapi benar-benar mantap daripada mengetahui banyak, tetapi kurang mendalam.
- Sediakan waktu yang khusus untuk mempersiapkan tiap pelajaran sebelum berdiri di depan kelas. Dengan persiapan matang, kita akan semakin menguasai pengetahuan dan gambaran apa yang diajarkan akan semakin jelas.
Demikian sekilas tentang perihal perilaku yang sebaiknya para dewan Guru perhatikan guna menghadapi para peserta didik yang rendah atensinya terhadap perkembangan pssitif/akhlaqul karimah. Membaca adalah modal awal untuk memahami sebuah ilmu, akhlaqul karimah membutuhkan ilmu dan pemahaman terutama kebenaran yang hak ayng meraka harus dapat mencernanya dengan benar, menelan dengan benar sehingga ketika didalam perut tidak menjadikan penyakit riya, sombong, takabur atau sejenisnya.
Masalah yang terakhir ini sudah menjadi trenisasi yang tepusat pada kalimat waaaah dalam bahasa jawa atau glamour dalam bahasa kerennya. Anehnya atau ironisnya orang tua setuju terhadap perihal WAH ini. Apakah pembaca termasuk yang ini? jangan Sobat.... agama melarangnya dan kita akan berdosa tujuh turunan. Untuk menghindarinya marilah kita saling bersilaturahmi sehingga dapat saling mengisi, memberi dan memperhatikan kelebihan atau kekurangan Saudara-Saudara kita.
Kelebihan mereka adalah menjadi kelemahan milik kita dan kelebihan yang kita milikipun menjadi kelemahan bagi Saudara kita. Mari kita belajar memehami diri sendiri, menjadi contoh bagi diri sendiri dan memperbaiki untuk diri sendiri jangan sebaliknya selalu memandang orang lain adalah salah, adalah bodoh, adalah tidak baik alias bobrok sementara kita tidak lebih baik dari mereka. ati-hati dengan penyakit WAH ! Hilangkan penyakit WAH ! Hilangkan Virus WAH ! yang siap menjalar dalam hati kita masing-masing.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Anda telah silaturakhim keblog ini dengan misi didaktik metodik pembelajaran di SMK, sehingga setiap saat dapat berubah sesuai kompetensi Pembelajaran. Silahkan berikan komentar yang sangat berharga demi kemajuan blog ini. Sehubungan dengan hak cipta apabila ada konten Anda disini dengan rendah hati saya mohon ijin memuatnya dan jika tidak berkenan mohon konfirmasinya, Mari berbagi untuk info yang manfaat dan belajar sepanjang hayat, salam sukses buat Anda dan keluarga!!! Klik gambar emoticon berikut jika Anda ingin menggunakannya.