Sunday, May 20, 2012

Pandangan Umum Tentang Membaca

Pandangan Umum Tentang Membaca

Apa khabar sobat semuanya, berikut ini akan saya share mengenai study pustaka yang saya lakukan pada saat membuat kerangka penelitian tindakan kelas berjudul "Membaca untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia di SD Kelas 1", untuk melajutkan konten saya yang lalu sebagai berikut:

Banyak cara yang bisa ditempuh agar seseorang memperoleh pengetahuan. Salah satunya yang paling sering dilakukan adalah melalui membaca. J.P. Chaplin (2006) memberikan rumusan membaca sebagai "persepsi visual dari kata-kata beserta artinya". Definisi ini tampaknya lebih menekankan pengertian membaca sebagai kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui sumber-sumber tekstual, seperti buku, artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau pandangan sebagai alat utamanya. Jika diperluas lagi, pengertian membaca disini sebenarnya tidak hanya persepsi visual terhadap bentuk rangkaian kata-kata (verbal) tetapi juga dapat berbentuk simbol-simbol lainnya, seperti angka, gambar, diagram, tabel yang di dalamnya memiliki arti dan maksud tertentu.
Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktivitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu. Adalah hal yang keliru jika memandang aktivitas membaca seolah-olah hanya "milik orang-orang sekolahan", sehingga orang-orang yang tidak bersekolah dianggap tidak perlu lagi melakukan aktivitas membaca. Membaca pada dasarnya milik semua orang dan siapa pun dapat melakukannya. Demikian juga dengan bahan yang dibacanya, tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang "serba serius", dalam arti memerlukan proses kognisi tingkat tinggi, tetapi juga dapat berupa hal-hal yang ringan dan sederhana untuk sekedar memenuhi rasa ingin tahu seseorang, misalnya untuk memperoleh informasi tentang hasil pertandingan sepakbola, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi pada suatu saat tertentu.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, aktivitas membaca tidak hanya dilakukan melalui tulisan yang disajikan di atas kertas, tetapi juga dapat dilakukan melalui tulisan elektronis, yang mungkin dalam penyajiannya akan jauh lebih menarik dan atraktif.
Secara psikologis, aktivitas membaca senantiasa melibatkan aspek fisik-motorik, seperti, kondisi mata yang akan menentukan jarak pandang, posisi duduk, gerak tangan, kondisi kesehatan dan sebagainya. Selain itu, dalam aktivitas membaca akan melibatkan pula aktivitas psikis, terutama aktivitas kognitif dan afektif. Aktivitas kognitif diantaranya berkaitan dengan upaya untuk mengasimilasi dan mengakomodasi kata-kata atau gambar (informasi) yang sedang dipersepsinya (teori Kognitif Piaget). Seseorang akan lebih mudah mencerna suatu bacaan apabila bacaan tersebut memiliki kesesuaian dengan struktur atau skema kognitif yang telah dimiliki sebelumnya. Seorang ahli pendidikan cenderung lebih cepat menangkap arti dan makna yang terkandung dalam sebuah tulisan atau bacaan tentang pendidikan, karena besar kemungkinan isi bacaan tersebut memiliki kesesuaian dengan struktur atau skema kognitif yang telah dimilikinya. Namun, jika dia harus membaca buku atau tulisan lain di luar keahliannya, mungkin dia akan mengalami kesulitan tersendiri untuk menangkap isi yang terkandung dalam tulisan.
Sedangkan aktivitas afektif diantaranya berkaitan dengan senang-tidak senang atau penting-tidak penting terhadap apa yang akan atau sedang dibacanya. Jika seseorang merasa senang dan termotivasi untuk mengetahui isi suatu bacaan, maka dia cenderung untuk memberikan intensitas yang lebih tinggi untuk mempersepsi setiap isi tulisan yang ada. Seseorang yang kurang termotivasi untuk memperoleh pengetahuan biasanya cenderung jarang melakukan aktivitas membaca. Jangankan membaca tulisan yang serba serius, untuk membaca yang ringan-ringan pun cenderung kurang atau tidak akan tertarik sama sekali.

Banyak alasan kenapa seseorang tidak termotivasi untuk membaca, mulai dari ketidak mampuannya untuk menangkap isi tulisan (daya ingat menurun) sampai dengan alasan sibuk tidak memiliki waktu atau kurangnya sumber bacaan karena alasan ekonomi. Celakanya, hal ini kadang-kadang atau mungkin sering terjadi justru di kalangan kelas menengah dan tinggi atau para guru yang sesungguhnya kepada mereka dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang sedang dipelajari atau diajarkannya.
Anda mungkin bisa bertanya kepada para kelas menengah dan tinggi apakah mereka memiliki buku untuk setiap mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan. Pasti akan ditemukan kelas menengah dan tinggiyang tidak memiliki buku untuk mata kuliah atau mata pelajaran tertentu. Betapa pentingmya membaca buku di kalangan kelas menengah dan tinggi sehingga di beberapa negara maju dalam kegiatan pembelajaran telah menekankan kewajiban minimal membaca beberapa buku kepada para siswanya untuk suatu mata pelajaran tertentu. Selanjutnya, kepada mereka diminta untuk menceritakan kembali inti atau pokok-pokok kandungan dari buku yang telah dibacanya. Hampir bisa dipastikan, semakin banyak buku yang wajib dibacanya, semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Anda juga bisa bertanya kepada para guru, berapa buku yang dimiliki dan pernah dibacanya berkaitan dengan kegiatan pengembangan kurikulum saat ini. Niscaya, Anda akan menemukan guru yang sudah sekian lama tidak lagi membaca buku-buku yang terkait dengan mata pelajaran yang diampunya, sehingga bahan ajar yang diberikan kepada para siswa pun hanya berupa pengetahuan peninggalan masa lampau, yang mungkin sudah tidak selaras lagi dengan tuntutan perkembangan saat ini. Selanjutnya Anda pasti bisa memprediksi sendiri, seperti apa produk pendidikan yang dihasilkan oleh guru yang kurang membaca semacam ini.

Terkait dengan proses pembelajaran di sekolah/perguruan tinggi, meski saat ini proses pembelajaran lebih cenderung mengedepankan pendekatan kontekstual, namun bukan berarti pendekatan pembelajaran tekstual diabaikan. Pembelajaran tekstual melalui pengkajian berbagai buku, jurnal dan bentuk-bentuk karya tulis lainnya, baik yang disajikan di atas kertas maupun elektronis, masih tetap diperlukan terutama untuk kepentingan pengembangan pengetahuan (kognitif) kelas menengah dan tinggi. Untuk itulah, para kelas menengah dan tinggiseyogyanya didorong untuk memiliki kegemaran membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan utama. Dalam hal ini, tentu saja sekolah/perguruan tinggi seyogyanya dapat memberikan kemudahan bagi para kelas menengah dan tinggi dan guru/dosen dengan menyediakan sumber-sumber bacaan yang lengkap dan beragam, baik yang tersedia di perpustakaan maupun yang tersedia secara on line. Anggaran untuk penyediaan buku-buku dan kemudahan akses internet tampaknya perlu menjadi perhatian utama di sekolah. Ketersediaan buku-buku yang lengkap serta kemudahan mengakses internet tampaknya bisa dijadikan sebagai salah satu indikator sekolah yang baik untuk mengukur kinerja sekolah.

Membaca merupakan salah satu di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap individu. Dengan membaca, seseorang dapat bersantai, berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuannya. Menurut Bowman and Bowman (1991: 265) membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Dengan mengajarkan kepada anak cara membaca berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan yaitu memberi suatu teknik bagaimana cara mengekplorasi "dunia" mana pun yang dia pilih dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan tujuan hidupnya.
Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran.

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah penguasaan teknik-teknik membaca. Ada beberapa teknik membaca yang dapat diterapkan untuk dapat mencapai prestasi membaca yang baik, diantaranya dengan teknik survei, question, read, recite, dan review (SQ3R), dan teknik scanning and skimming yang mengedepankan analitik sintetik. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah teknik skimming yangmenitik beratkan pada SAS, dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar membaca serta mengevaluasi apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa laki-laki dan perempuan.
Perbedaan hasil belajar membaca antara siswa laki-laki dan perempuan yang diajar dengan teknik skimming dianggap perlu untuk diteliti karena menurut teori keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam minat baca dan kemampuan linguistiknya. Misalnya, secara teori kemampuan linguistik perempuan pada umumnya berkembang lebih dahulu dan lebih baik jika dibandingkan dengan laki-laki. Harris (1998:58) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dalam sikap belajar. Misalnya perempuan biasanya menggunakan strategi belajar yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan karakteristik ini dapat berpengaruh terhadap kemampuan skimming mereka.

Menurut Wiener dan Bazerman (1978: 65), skimming adalah proses membaca cepat untuk mencari fakta. Orang yang membaca dengan menggunakan teknik skimming harus melihat kalimat-kalimat yang diperkirakan mengandung informasi yang diperlukan secara cepat untuk mendapatkan fakta-fakta yang ada dalam setiap paragraf. Jadi, ketika seseorang melakukan skimming, ia berarti tengah mencari jawaban dari suatu pertanyaan. Untuk melakukan proses skimming dengan benar perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Seorang pembaca perlu memastikan bahwa dirinya mengetahui informasi yang dibutuhkan,
  2. Seorang pembaca harus melihat baris demi baris, kalimat per kalimat secara cepat,
  3. Seorang pembaca perlu mengingat dan berpikir tentang informasi yang dibutuhkan selama ia melakukan proses skimming,
  4. Pembaca perlu memperlambat proses skimmingnya ketika mendapatkan kalimat-kalimat yang memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang dicarinya.

Mikulecky (1990 : 138-139) menambahkan bahwa skimming adalah salah satu teknik membaca secara cepat. Skimming yang efektif memerlukan kemampuan pembaca untuk dapat memproses teks secara cepat sehingga mendapatkan gambaran umum tentang teks tersebut. Skimming berbeda dengan scanning, teknik lain membaca secara cepat. Scanning berguna untuk menemukan informasi khusus dari sebuah teks, seperti nomor telepon, sebuah kata di kamus, tanggal lahir pada buku biografi dan lain-lain. Akan tetapi, skimming lebih komprehensif. Skimming yang efektif membutuhkan pengetahuan tentang organisasi teks, kata-kata kunci (lexical clues), kemampuan untuk menentukan pikiran utama (main idea), dan kemampuan membaca lainnya. Skimming dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dan untuk menentukan apakah akan meneruskan membaca atau tidak, atau untuk me-review teks yang telah dibaca.

Langkah-langkah yang disarankan Mikulecky (1990) untuk melakukan skimming pada sebuah artikel adalah sebagai berikut: (1) Bacalah paragraf pertama dan kedua untuk mendapatkan overview dari sebuah artikel, (2) Pada paragraf ketiga dan selanjutnya, mulailah tinggalkan bagian-bagian yang tidak diperlukan dan bacalah kalimat-kalimat dan frase-frase kunci untuk mendapatkan main idea dan beberapa detail yang dibutuhkan, dan (3) Bacalah seluruh paragraf terakhir yang biasanya merupakan sebuah rangkuman dari sebuah artikel.

Wak Katok dalam novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis (1975), misalnya, merupakan tokoh dukun palsu yang jahat. Buyung, tokoh pemuda yang cerdas dan baik, yang pada mulanya sangat percaya dan tertarik pada "ilmu" Wak Katok, mengalami "pendewasaan" yang cukup dahsyat dan akhirnya dia bukan saja menyadari bahwa "ilmu" Wak Katok itu palsu, tetapi juga bahwa "ilmu" seperti itu sebetulnya tidak perlu dan tidak baik. Pesan yang penting adalah bahwa manusia sebaiknya berusaha dengan "jujur" saja tanpa menggunakan bermacam-macam ilmu gaib, jimat, dan sebagainya, dan bahwa kepercayaan pada kekuatan gaib yang ada dalam masyarakat sebetulnya kurang menguntungkan karena dengan mudah dapat disalahgunakan oleh "pemimpin" semacam Wak Katok.

Pak Balam di terkam harimau dan dikaitakan dengan dosa yang telah dilakukannya.dikirim Tuhan untuk semuanya agar mengakui semua dosa yang telah dilakukan. Wak katok meras terhina dengan kata itu. Dan akhirnya dia mulai melemah ketika melihat sutan dan talib diterkam harimau.wak katok berusah mebunuh harimau itu,tpi tdk berhasil.dan ia merasa ketakutan.dimata buyung wak katok orng yang tidak benar, telah membunuh temannya zaman belanda, memperkosa siti rubiyah, menceritakan kehebatnya sendiri untuk menutupi kelemahan sendiri Wak Katok tipe oarng yang tidak jujur.
Kejujuran, kebersihan hati, kepemimpinan adalah tema utama dalam novel HH. Tokoh utama Wak Katok. Untuk menjadi seorang pemimpin seseorang itu harus dapat memimpin dirinya terlebih dahulu dan dapat menundukkan kejahatan demi kehidupan umat manusia. Novel ini membongkar kehidupan manusia yang sikapnya alim belum tentu dirinya baik. Harimau itu sifat pemalsuan, sombong. Hutan digambarkan dengan suatu keadaan yang kacau, burung gagak.

Seseorang pelajar lazimnya terpaksa banyak membaca seperti dalam konteks sekolah bestari, pelajar digalakkan mendapatkan maklumat dari pelbagai sumber. Mereka membaca untuk pelbagai tujuan, ada masanya mereka perlu membaca secara meluas atau ekstensif, ada masanya pula mereka perlu membaca secara intensif atau mendalam. Untuk menjadi seorang pembaca yang berkesan, pelajar perlu menguasai dan mengamalkan beberapa teknik membaca. Oleh itu guru perlu membimbing pelajar pelajar menguasai teknik-teknik tersebut dari peringkat sekolah rendah.

Dalam konteks sekolah, pelajar membaca untuk tujuan-tujuan seperti yang berikut, untuk mendapatkan maklumat atau fakta berkaitan dengan sesuatu tajuk atau perkara untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang sesuatu tajuk atau perkara untuk memahami sesuatu persoalan atau menjelaskan kefahaman tentang sesuatu konsep untuk mengumpul pelbagai pendapat berkaitan dengan sesuatu persoalan. Secara umumnya seseorang perlu menguasai dua teknik membaca, iaitu; membaca pantas membaca kritis Untuk membaca pantas seseorang boleh menggunakan teknik skimming dan scanning, manakala untuk membaca dengan kritis seseorang boleh menggunakan teknik seperti KWLH dan SQ3R dengan menekankan pada analisa dan sintetik.

Teknik KWLH adalah singkatan bagi yang berikut;
K (know) Apa yang telah diketahui (sebelum membaca)
W (want) Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca)
L (learned) Apa yang telah diketahui (selepas membaca)
H (how) Bagaimana untuk mendapat maklumat tambahan - yang berkaitan (untuk membaca seterusnya)

Apa yang jelas dari penerangan tersebut ialah suatu teknik membaca kritis di mana pembaca; mengingat dahulu apa yang telah diketahui membaca yang atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan menentukan apa lagi yang perlu diperoleh (sekiranya perlu membuat pembacaan seterusnya). Teknik pembacaan akan membolehkan pelajar mengaitkan pengetahuan yang sedia ada dengan apa yang dibaca menentuka apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan menentukan apakah lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat maklumat tambahan Survey (tinjau) ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Ini dilakukan dengan meneliti tajuk besar, tajuk-tajuk kecil, gambar-gambar atau ilustrasi, lakaran grafik, membaca perenggan pengenalan, dan perenggan terakhir di bahagian-bahagian buku atau teks. Di sini juga pelajar sebenarnya menggunakan teknik membaca pantas iaitu skimming dan scanning. Question (soal atau tanya) ialah langkah yang memerlukan pelajar menyenaraikan satu siri soalan mengenai teks tersebut setelah mendapati teks tersebut berkaitan dengan keperluan tugasannya. Soalan-soalan tersebut menunjukkan keinginan pembaca tentang maklumat yang ingin diperoleh dari bahan tersebut, dan ianya menjadi garis panduan semasa membaca kelak. Pelajar akan cuba mencari jawapan kepada soalan-soalan tersebut.

Read (baca) ialah peringkat pelajar sebenarnya membaca bahan atau teks tersebut secara aktif serta mencuba mendapat segala jawapan kepada soalan-soalan yang telah disenaraiakannya sebelum ini. Ketika membaca, pelajar mungkin juga akan menyenaraikan soalan-soalan tambahan, berdasarkan perkembangan kefahaman dan keinginannya sepanjang melakukan pembacaan. Pelajar mungkin juga mempersoal pendapat atau maklumat yang terdapat yang ditemuinya.

Recite (imbas kembali) ialah peringkat yang ketiga.Setelah selesai membaca, pelajar cuba mengingat kembali apa yang telah dibaca dan meneliti segala yang telah diperoleh. Pemilihan maklumat yang sesuai dilakukan dalam konteks tugasannya. Pelajar juga boleh cuba menjawab soalan-soalan yang disenaraikan sebelumnya tanpa merujuk kepada kepada nota atau bahan yang telah dibaca.

Review (baca semula) merupakan peringkat terakhir. Pelajar membaca bahagian-bahagian buku atau teks secara berpilih untuk mengesahkan jawapan-jawapan kepada soalan yang dibuatnya di langkah ketiga. Pelajar juga memastikan tiada fakta penting yang tertinggal.

Skimming dan Scanning sesuai digunakan untuk pembacaan bahan yang ringkas seperti sesuatu petikan mahu pun bahan bacaan yang lebih panjang seperti buku, jurnal dan majalah. Dalam pembacaan sesuatu petikan, kita hanya memberi perhatian kepada idea penting setiap perengan untuk mendapat gambaram umum. Idea-idea khusus sengaja diabaikan. Dalam pembacaan sesebuah buku pula. fokus kita diberikan kepada bahagian tertentu di dalam buku itu seperti pengenalan, prakata, isi kandungan, tajuk utama, rumusan pada akhir bab dan rujukan indeks untuk mendapat gambaran umum tentang perkara yang dibaca. Scanning ialah pembacaan cepat untuk mendapat maklumat yang khusus dan bukan untuk mendapat gambaran keseluruhan sesuatu bahan bacaan. Pembacaan cara ini boleh melangkau bahagian-bahagian tertentu yang difikirkan kurang penting. Ketika kita membaca, kita akan menggerakkan mata kita dari atas ke bawah dengan pantas mengikut muka surat petikan yang dibaca sambil menberi tumpuan kepada maklumat yang dicari. Oleh yang demikian, pembacaan cara ini adakah lebih cepat daripada pembacaan cara skimming. Dalam konteks pembelajaran, skimming dan scanning boleh digunakan bersama. Biasanya, kita boleh membaca cara skimming untuk menentukan kesesuaian sesuatu bahan bacaan. Jika bahan berkenaan itu didapati sesuai maka kita boleh menggunakan teknik scanning untuk mendapatkan maklumat khusus yang dicari.

Pandangan umum ini memberikan pandangan dalam penelitian ini bahwa demikian pentingnya fungsi membaca baik bagi tingkat lanjut ataupun bagi orang dewasa atau umum. Yang menjadikan bahan pertimbangan adalah apabila tingkat lanjut saja membutuhkan teknik skimming atau scanning yang didalamnya telah terkondisi dengan analisa dan sintesa untuk memperloleh tingkat penguasaan materi apalagi di sekolah dasar yang menjadi dasar bagi tingkat menengah.

Pada tingkat dasarlah semua hal dapat diperoleh dan sangat menentukan kemampuan pada tingkat berikutnya. Oleh karena itu dasar-dasar fundamental di pendidikan dasar harus dirumuskan dengan jelas, terarah, termotivasi dan memiliki visi dan misi kejiwaan yang tinggi sehingga pendidikan dasar yang dikatakan sebagai sekolah ibu (maternalistik) akan menjadi wahana bahkan fasilitas utama bagi wacana pengembangan khasanah pengetahuan anak pada usia yang lebih tinggi, dengan asumsi bahwa semakin siswa menguasai apa yang dibacanya maka akan semakin tinggi prestasi belajarnya. Metoda belajar yang akan digunakan dengan pendekatan SAS, sebagai bagian dari teknik skimming dan scanning yang telah diujikan pada tingkat sekolah menengah dan tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
  1. Akhadiah. Sabarti, dkk. 1992/1993. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
  2. Andayani, dkk. 2009. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka.
  3. Darmiyati. Zuchdi, dkk. 1999/2000. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta. Dirjen dikti. Depatemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
  4. Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
  5. Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Kelas I. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
  6. Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1983. Petunjuk Khusus Bidang Pengajaran Bahasa Indonesia Buku II Pengembangan dan Pengadminstrasian Program. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  7. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I di Sekolah Dasar. Jakarta. P2MSK.
  8. Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Materi Pokok Pendidikan Anak di SD Edisi 1. Jakarta. Universitas Terbuka.
  9. Puji Santoso, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Terbuka.
  10. Rusna Ristasa Augusta. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemn Pendidikan Nasional. Jakarta. Universitas Terbuka.
  11. St. Y. Slamet. dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia (Bahasa Lisan Dan Bahasa Tertulis). Surakarta. D II/Semester I/3 SKS. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
  12. Sumantri, Mulyani, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV Maulana.
  13. Suyatno. H. Dkk. 2008. Indahnya Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
  14. Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.Universitas Terbuka.
  15. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdiknas.
  16. Wardhani, I Gak, dkk. 2007. Penelitian Tindkaan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
  17. Winataputra, H. Udin S. dkk.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.

Data di update tanggal 17 Pebruari 2013

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Anda telah silaturakhim keblog ini dengan misi didaktik metodik pembelajaran di SMK, sehingga setiap saat dapat berubah sesuai kompetensi Pembelajaran. Silahkan berikan komentar yang sangat berharga demi kemajuan blog ini. Sehubungan dengan hak cipta apabila ada konten Anda disini dengan rendah hati saya mohon ijin memuatnya dan jika tidak berkenan mohon konfirmasinya, Mari berbagi untuk info yang manfaat dan belajar sepanjang hayat, salam sukses buat Anda dan keluarga!!! Klik gambar emoticon berikut jika Anda ingin menggunakannya.



Tahukah Anda bagaimana menjadi marketter yang bijak,hebat dan tepat?
daftarkan segera hari ini silahkan klik img bergoyang dibawah!!!

Formula Bisnis ClickBank
Marilah Tukar Link Untuk Meningkatkan Performance Blog/Web dengan membuka tombol berikut untuk melihat link Anda yang "Sukses!!!" :

Tukar Link Untuk Meningkatkan Performance Blog/Web

Mari kita tukar link secara otomatis untuk meningkatkan rank kita bersama.
Terima kasih atas kebersamaannya untuk menjalin kesetiakawanan,seia dan sekata kita.
Masuklah Anda ke Contact Formuntuk tukar link atau
untuk cek link-bunner sahabat di Link Partner atau kesini saja Kapten untuk silaturahmi bersama teman lainnya.
Adapun link saya seperti berikut ini:
<a href="http://s-surya62.blogspot.com"title="Free blog tutorials on toko information HTML and CSS"target="_blank">Info Toko Surya62</a>



Join Wazzub Now

Silahkan masukkan kode HTML(bebas)jangan lebih dari 50 baris,kemudian klik"convert",
maka akan didapat kode HTML yang siap di posting dan selanjutnya Anda hanya mencopy hasilnya.
Editlah pada program notepad atau wordpad terlebih dahulu ya...

bisnis syariah

Apabila anda ingin menkonvert lengkap encoding dan decoding online
silahkan kunjungi situs Encode/Decode HTML Entities kesini
Salam Pershabatan Selalu dari saya di Info Toko Surya62

MARI MAJU BERSAMA MEMBANGUN BANGSA DENGAN AKHLAQUL KARIMAH
Online Job for All. Work from home computer.